-
2013: Inovatif sejak awal: Arsip perusahaan Hindia Timur di Jakarta
Pada tahun 2010, The Corts Foundation bekerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) meluncurkan Proyek DASA, inisiatif digitalisasi warisan budaya berskala besar pertama di Indonesia dengan standar preservasi Metamorfoze. Lebih dari 1,1 juta halaman arsip Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) dari abad ke-17 dan ke-18 berhasil didigitalisasi, membuka akses terhadap pengetahuan sejarah yang tak ternilai harganya.
-
2017: Kemitraan dengan DE REE Information Management
DE REE adalah penyedia perangkat lunak kearsipan terbesar untuk institusi pemerintahan kota, provinsi, dan daerah di Belanda. Dari para klien ini, DE REE mempublikasikan lebih dari 58.000 daftar arsip, 1,3 juta buku, serta 4,4 juta surat kabar dan majalah melalui situs nasional www.archieven.nl, yang bahkan lebih besar dari Delpher.nl. Di Indonesia, kami mengembangkan situs arsip-indonesia.org untuk melayani para klien kami di sini. Meskipun masih tergolong kecil, situs ini telah menarik lebih dari 100.000 pengunjung setiap bulan.
-
2019–2021: Koleksi genealogi tertua dan terbesar di Indonesia berhasil diselamatkan
Di Kepulauan Maluku, kami mengumpulkan lebih dari 400 volume register baptis, pernikahan, dan pengakuan dosa dari gereja-gereja lokal di puluhan pulau. Catatan tertua berasal dari masa misionaris Joseph Kam di Ambon (1815–1833). Kami membawa satu unit i2S CopiBook A2 dengan casing penerbangan khusus ke Pulau Saparua, tempat kami mendirikan studio pemindaian. Sebagian besar volume dalam kondisi sangat rapuh dan hanya bisa disentuh satu kali. Total lebih dari 60.000 halaman berhasil didigitalisasi. Proyek ini membuka akses ke ribuan nama keluarga. Hingga saat ini, ini merupakan sumber genealogi terbesar yang pernah ada di Indonesia!
-
2019: Naskah Jawa kuno dari Keraton Yogyakarta
Pada tahun 2019, kami mendukung Keraton Yogyakarta dalam menerbitkan sementara koleksi 75 naskah kuno berbahasa Jawa secara online, bekerja sama dengan British Library, tempat naskah-naskah asli tersebut disimpan. Untuk proyek ini, kami mengimplementasikan sistem informasi DE REE ke dalam situs web resmi Keraton. Komponen lain dari proyek percontohan ini mencakup digitalisasi naskah, katalogisasi wayang dalam sistem MAIS-Flexis, serta fotogrametri 3D untuk pelestarian visual.
-
2018–sekarang: Pusat Dokumentasi Digital di UKDW Yogyakarta
Skripsi lama, arsip gereja, katalog kartu, album foto, dan koleksi analog lainnya sering kali terlupakan, padahal mereka menyimpan jejak sejarah, riset, dan identitas intelektual. Di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, kami membangun Pusat Dokumentasi Digital Sejarah Protestanisme sebagai upaya menyelamatkan dan menghidupkan kembali kekayaan tersebut. Koleksi ini mencakup arsip internal kampus serta dokumen dari sinode-sinode gereja di Magelang, Salatiga, dan Malang. Setiap tahun, ribuan gambar baru ditambahkan, bahan mentah yang terus membuka ruang riset lintas bidang: teologi, sejarah, budaya, hingga studi visual. Kami percaya, sebuah universitas tak hanya dibangun dari bangunan dan gelar, tapi juga dari ingatan kolektif yang dijaga melalui dokumentasi.
-
2021: Koleksi ilmiah yang menakjubkan, seismogram historis
BMKG menyimpan koleksi seismogram kuno yang luar biasa. Jejak gempa bumi yang tercatat sejak 1908. Pengukuran awal ini dilakukan oleh Koninklijk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium (KMMO) di Batavia, menjadikannya salah satu dokumentasi seismik tertua di Asia Tenggara. Namun, mendigitalkan lebih dari 100.000 seismogram rapuh bukan pekerjaan mudah. Seismogram tertua direkam di atas kertas hitam asap yang sangat mudah hancur. Garis-garis grafiknya hanya bisa didigitalkan secara akurat jika kamera sensor benar-benar tegak lurus terhadap permukaan kertas. Untuk tantangan ini, i2S SupraScan Quartz A1 adalah solusi terbaik. Satu-satunya yang mampu menangani koleksi sepenting dan seteliti ini. Melestarikan sejarah seismik Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar teknologi, juga membutuhkan presisi, kepekaan, dan alat yang benar-benar bisa diandalkan.
-
2022: Dimulainya studio restorasi kertas
Untuk membangun studio restorasi kertas yang mumpuni, tim kami menjalani pelatihan intensif di Nationaal Archief, Den Haag, dan Hoogduin Paper Restorators, Delft. Dua institusi terkemuka dalam konservasi arsip di Eropa. Terinspirasi dari praktik terbaik di sana, kami mulai memproduksi sendiri kotak arsip Batavia dengan Quality A boxes dan tali khusus untuk pengepakan arsip, sesuai standar konservasi internasional. Kami juga mengantongi izin resmi impor kertas Jepang, dalam berbagai warna dan ketebalan, material utama dalam teknik restorasi modern. Proyek perdana kami adalah restorasi arsip abad ke-19 milik All Saints Anglican Church, Jakarta, yang didirikan oleh misionaris Walter Henry Medhurst (1822–1842). Kondisi arsipnya sangat rusak. Lebih dari 2.000 halaman kami bersihkan secara hati-hati menggunakan alkohol, diluruskan dengan setrika presisi, dan direstorasi menggunakan kertas Jepang.
-
2022–2024: Penataan ulang dan digitalisasi arsip Katolik tertua
Bersama Catholic Documentation Centre dari Radboud University, Nijmegen, Belanda, kami telah bekerja selama hampir dua tahun untuk mengkatalogkan salah satu koleksi warisan Katolik tertua dan terkaya di Indonesia. Di Semarang, kami menangani arsip dan koleksi foto milik Ordo Serikat Yesus (Jesuit), Bruder FIC, Panti Asuhan Katolik, serta Gereja Santo Yosef. Sementara itu, di Jakarta, arsip Gereja St. Vincentius juga menjadi bagian penting dalam proyek ini. Pekerjaan ini mencakup restorasi terhadap dokumen-dokumen abad ke-19 yang rapuh dari panti asuhan di Semarang. Proses yang memerlukan ketelitian tinggi dan penghormatan pada nilai sejarahnya. Seluruh arsip ini akan tersedia secara bertahap di situs web KDC, agar dapat diakses secara terbuka oleh publik, peneliti, maupun komunitas yang peduli pada pelestarian memori kolektif.
-
2023: Dimulainya Perpustakaan Teologi Nasional Indonesia
Bersama Foundation Library Development Indonesia (LDI) di Belanda, kami memulai proyek digitalisasi koleksi besar buku-buku teologi. Kebanyakan sudah tidak lagi beredar, koleksi berasal dari berbagai seminari di Abepura, Ambon, Banjarmasin, dan Jakarta. Tujuan kami sederhana tapi penting, yaitu membuka kembali akses terhadap ribuan buku berharga bagi para pendeta gereja lokal dan mahasiswa teologi di seluruh Indonesia. Setelah satu tahun berjalan, katalog umum kini sudah tersedia secara daring. Dan pada akhir 2025, akan ada lebih dari 650.000 halaman digital yang dapat diakses oleh siapa saja. Dengan dukungan teknologi seperti Optical Character Recognition (OCR), terjemahan otomatis, dan akal imitasi (AI), koleksi buku dalam bahasa Jerman, Inggris, Belanda, dan Latin ini akan menjadi jauh lebih relevan, dapat dicari, dan mudah dipahami. Kami percaya, langkah ini akan memperkuat perkembangan tradisi dan pemikiran Protestan di Indonesia, bukan sekadar melestarikan masa lalu, tapi membuka ruang dialog untuk masa depan.
-
2024: Pelestarian arsip Observatorium Astronomi Bosscha, Lembang
Bekerja sama dengan yayasan Kerkhoven-Bosscha Fonds (LKBF, 1954) di Universitas Leiden, kami mengembangkan strategi digitalisasi untuk koleksi plat kaca astronomi yang disimpan di kupel Observatorium Bosscha, warisan ilmiah yang telah ada sejak 1923. Meski katalog asli koleksi ini telah hilang, ribuan hasil pengamatan langit masih menyimpan potensi luar biasa. Dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan (AI) terkini, data-data ini bisa dianalisis ulang dan membuka wawasan baru. Sejauh ini, kami telah berhasil mengkatalogkan dan mendigitalkan lebih dari 13.000 halaman laporan tahunan serta korespondensi awal. Dokumen penting yang merekam jejak perkembangan astronomi modern di Indonesia. Inisiatif ini menjadi kontribusi nyata dalam pelestarian warisan ilmiah Indonesia, sekaligus membuka jalan bagi generasi riset masa depan untuk terus menatap langit dengan fondasi sejarah yang kuat.